Apa yg seharusnya tidak kutulis, meskipun aku merasakannya, merambahnya dalam-dalam, tersesat di dalamnya, berputar-putar di lingkar khayal tak bertepi. Sekian lama berkutat di dalamnya, mecari celah agar dapat kuterabas batas rapatnya, mengurungku.
Telah datang rasa indah itu, melambungkan aku setinggi kumampu melompat, melayang, bahkan terbang! Aku seperti ga lagi melihat mendung di sudut langit itu bersamamu. Kau selalu saja mampu menghadirkan mentari di setiap jengkal bumi yang kupijak. Menghangatkan setiap gigil datang diketidakpastian angan.
Kau adalah mimpi yang lupa untuk kusingkirkan ketika terjaga dari tidur. Kau adalah pesta yang ga pernah berakhir bahkan ketika sepatu kacaku telah terlepas dan keretaku berubah kembali menjadi buah Labu.
Mengajarkan aku bertahan ketika penat datang mengurung, menabuh genderang tak berirama, menjadi tiang penyanggah ketika kakiku terasa lemah, menyayangi ketika mereka lupa akan keberadaanku. Selalu menuntun ketika keraguan menerpa langkahku. Aku begitu takjub!
Aku semakin ga mengerti bagaimana melepaskanmu, seperti aku ga paham bagaimana memilikimu seutuhnya!
Telah datang rasa indah itu, melambungkan aku setinggi kumampu melompat, melayang, bahkan terbang! Aku seperti ga lagi melihat mendung di sudut langit itu bersamamu. Kau selalu saja mampu menghadirkan mentari di setiap jengkal bumi yang kupijak. Menghangatkan setiap gigil datang diketidakpastian angan.
Kau adalah mimpi yang lupa untuk kusingkirkan ketika terjaga dari tidur. Kau adalah pesta yang ga pernah berakhir bahkan ketika sepatu kacaku telah terlepas dan keretaku berubah kembali menjadi buah Labu.
Mengajarkan aku bertahan ketika penat datang mengurung, menabuh genderang tak berirama, menjadi tiang penyanggah ketika kakiku terasa lemah, menyayangi ketika mereka lupa akan keberadaanku. Selalu menuntun ketika keraguan menerpa langkahku. Aku begitu takjub!
Aku semakin ga mengerti bagaimana melepaskanmu, seperti aku ga paham bagaimana memilikimu seutuhnya!