A.
Emotional
Intellegence
Daniel Goleman
menyatakan bahwa seorang anak lahir ke dunia dengan membawa berbagai
kecerdasan. Menurutnya, IQ hanya menyumbang 20% terhadap kesuksesan seseorang
di dalam kehidupan. Selebihnya 80% disumbangkan oleh kecerdasan lain, termasuk
kecerdasan emotional (EQ). Sementara tolok ukur kecerdasan atau kepintaran
seseorang umumnya didasarkan pada IQ, bukan EQ!
Neff dan Citrin dalam bukunya Lesson From The Top (1999), mengungkapkan
bahwa ada 10 rahasia sukses 50 orang terkaya dan sukses di dunia, tak satupun
merupakan bagian hard skill. Semuanya
merupakan kemampuan soft skill,
diantaranya semangat, kemampuan berkomunikasi, berpikir analitis, motivasi dan
energi, dukungan keluarga, pengalaman serta sikap positif dan berfokus pada
perkataan dan pikiran yang benar.
Soft skill adalah
keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain termasuk dengan
dirinya sendiri. Hal tersebut salah satu yang sangat berpengaruh adalah
kemampuan berkomunikasi dalam hal ini berbicara di depan umum atau lebih
dikenal dengan public speaking.
B.
Public Speaking
Secara sederhana public
speaking dimaksudkan sebagai kemampuan berbicara di depan umum, baik dalam kapasitas kecil maupun
besar. Ada tiga hal penting dalam berbicara, yaitu:
·
Siapa yang menyampaikan
·
Bagaimana hal itu disampaikan
·
Apa yang disampaikan
Public Speaking
berkaitan erat denga retorika, contoh adalah berpidato persuasive seperti
presentasi ataupun tutorial.
Menyampaikan materi layaknya sedang berkomunikasi timbal-balik dua arah, bukan
sedang berbicara sendiri, walaupun kenyataannya tidak demikian.
Aristoteles mengidentifikasikan
unsur dasar pidato yaitu:
Ethos : Kredibilitas dan kepercayaan. Pembicara
harus memiliki kredibilitas dan mampu membangkitkan kepercayaan penerima pesan.
Logos : Logika. Materi presentasi disusun dan
dipresentasikan berdasarkan logika.
Phatos : Daya tarik emosional. Megupayakan agar
pembicara memiliki daya tarik emosional agar dapat diterima dengan baik oleh
penerima pesan.
Marcus tallies Cicero (106,43 SM) mengembangkan lima hukum
retorika, antara lain:
1.
Penemuan
Mengadakan riset informasi yang berkaitan
dengan topic,
2.
Penyusunan
Disusun kedalam struktur presentasi
(introduction, body, conclusion),
3.
Gaya Berbahasa
Pemilihan bahasa disesuaikan dengan
karakteristik audience. Misalnya menyesuaikan dengan bahasa atau dialek daerah
tertentu di mana kita melakukan presentasi atau acara,
4.
Memori
Mengingat informasi yang telah disusun,
5.
Penyampaian
Menggunakan gerak tubuh, intonasi, ekspresi
dan volume yang tepat.
Komponen
Penting Public Speaking:
1.
Penyampaian pesan; meliputi teknik vocal dan
verbal
2.
Pesan yang disampaikan; harus singkat, padat,
dan mudah dicerna
3.
Penerima pesan; harus cerdas dalam analisis
psikologi dan demografi
4.
Media pesan; seperti grafis, photografi, audio,
dan lingkungan
5.
Umpan balik; mencermati bahasa tubuh penerima
pesan, antisipasi apabila mereka bosan, ngantuk, atau cemas dll.
Presentasi
Berikut empat macam bentuk Public Speaking dalam presentasi umum,
yaitu:
1. Manuscript
(naskah)
Naskah bisa berasal dari penyelenggara
acara ataupun dibuat oleh pembicara sendiri. Cara ini menghindarkan pembicara
dari kewajiban menghafal isi materi, menghindarkan salah mengucapkan kalimat.
Namun dengan cara ini akan cenderung membuat pembicara menjadi kurang
komunikatif.
2. Memoriter
(hafalan)
Walaupun pembicara telah menyusun naskah, namun
naskah tidak dibawa untuk dibaca pada saat penyampaiannya. Hukum alami
mengingat yaitu kesan, pengulangan dan asosiasi (menghubungkan antara satu hal
dengan hal lain). Cara ini berpotensi membuat ada bagian yang terlupakan,
disamping konsentrasi pembicara akan terpecah antara hafalan dan fokus pada penerima
pesan.
3. Ekstempore
(persiapan poin penting)
Membuat catatan kecil poin-poin penting
sebagai patokan agar lebih sistematis dan terstruktur.
4. Impromptu
(dadakan)
Tidak ada persiapan naskah,
hafalan ataupun catatan poin-poin penting atau garis besar materi. Cara ini
terkesan sulit, namun bila dilakukan oleh pembicara mahir, akan terasa lebih
menarik dan hidup
Struktur Pesan
1. Introduction
Umumnya diawali dengan salam, mengucapkan
rasa syukur, menyapa hangat, perkenalan & kesempatan untuk berpromosi
(produk atau jasa berkaitan dengan materi atau sponsor). Patut pula disinggung
tentang tujuan bersama berkumpul di tempat tersebut, kemukakan gambaran topik dan
agenda utamanya. Namun tetap membangkitkan rasa ingin tahu agar penerima pesan
antusias sepanjang penyampaian materi.
Setiap detik ada 11 juta bit informasi
masuk ke panca indra seseorang, sementara dia hanya akan memproses sekitar 40
informasi. Oleh karena itu penting untuk menarik perhatian penerima pesan pada
kesempatan pertama dengan teknik pembukaan yang menarik.
Berkaitan dengan hal tersebut, berikut tiga
alasan utama mengapa teknik pembukaan sangat penting dalam presentasi:
·
Menarik perhatian
Dengan maksud agar penerima pesan fokus sehingga mudah
memasukkan informasi,
·
Mencairkan kekakuan
Lima menit pertama merupakan penentu lancar
tidaknya presentasi,
·
Memberikan informasi
Penerima pesan akan mendapatkan informasi
dari pembukaan yang disampaikan.
2. Body
Isi atau inti dari materi itu sendiri,
klimaks dari pertemuan disertai dengan feedback berupa tanya jawab singkat
menyesuaikan dengan waktu. Ada beberapa poin yang dapat diterapkan dalam rangka
membawa penerima pesan kepuncak:
·
Penekanan poin penting
·
Mengulang-ulang
·
Pengaturan besar kecilnya volume
·
Intonasi tinggi rendah
·
Diksi, pilihan kata atau gaya bahasa
Gunakan pula teknik 5W + 1H
untuk mempermudah penyusunan
isi atau inti materi. Jangan lupa untuk membuka sesi tanya jawab sebagai
bentuk pertanggungjawaban terhadap materi yang telah dibawakan atau
dipresentasikan untuk menyempurnakan pemahaman penerima pesan.
3. Coclusion
Review
poin-poin utama kemudian akhiri dengan ucapan terima kasih, selipkan kembali
promosi ringan dan salam penutup. Setelah menampilkan pembukaan yang
mengesankan, tugas akhir seorang pembicara adalah membuat penutupan yang
berkesan pula.
C.
Public Speaker
Berbicara
di depan umum adalah seni yang dapat dipelajari. Sementara tidak semua
orang mampu berbicara atau mengutarakan pendapatnya di depan umum, padahal bisa
saja dia memiliki pemikiran hebat! Kemampuan dan keberanian olah kata dan
kalimat menjadi sangat penting agar pesan dapat diterima dengan baik oleh
penerima pesan.
Bangunlah kepercayaan diri, karena keraguan hanya akan
menjadi penghambat dalam mencapaian kesuksesan secara umum. Jangan sampai
meninggalkan rasa yakin di dalam rumah, bawa dan gunakanlah untuk tujuan
positif. Yakinkan diri bahwa ‘Saya Mampu!’ dan ‘Saya bisa!’
Berikut beberapa hal
yang wajib dimiliki seorang pembicara:
·
Percaya diri, menguasai materi secara maksimal
·
Mempunyai sudut pandang baru, mengambil titik
pandang yang tidak terduga pada hal-hal umum
·
Menjadi sumber informasi dengan memiliki wawasan
luas, memikirkan dan membicarakan isu-isu dan beragam pengalaman diluar
kehidupan sehari-hari
·
Antusias, menunjukkan minat besar terhadap
materi yang disampaikan
·
Bersikap ramah dan hangat, agar mudah diterima Memiliki
rasa ingin tahu yang besar
·
Rasa empati, terutama dengan masalah-masalah
yang berhubungan dengan materi
·
Kemampuan mensugesti dengan mempunyai gaya khas
menyampaikan pesan mereka sendiri-sendiri.
Ada empat tantangan seorang
pembicara, yaitu:
1.
Menghalau rasa takut
Pembicara harus bisa menghilangkan rasa
takut agar bisa tampil optimal. Lima menit pertama akan sangat menentukan
lancar apa tidaknyadi menit selanjutnya. Berikut tips-tips untuk mengatasinya:
a.
Latihan sebelumnya di rumah seperti di depan
cermin, pada saat mandi bahkan pada saat berkendara, bahkan lakukan presentasi
di depan orang-orang terdekat untuk mendapatkan koreksi atau masukan-masukan
bermanfaat dalam rangka pemantapan.
b.
Penyesuain diri dengan datang lebih awal agar
ada waktu untuk beradaptasi sekaligus mericek segala persiapan.
c.
Pernapasan
Hindari kondisi kekurangan oksigen dengan tidak melakukan pernafasan
dada. Yang tepat adalah, menarik nafas dalam-dalam dengan hidung dan gunakan
pernafasan perut.
d.
Bahasa tubuh
Mengarahkan pandangan ke depan, tersenyum, sikap berdiri tegak.
e.
Pemanasan
Lakukan pengulangan materi sebelum berbicara di depan umum agar membantu
lebih memahami materi.
2.
Membuat penerima pesan fokus
Hindari suara monoton, mimik datar, gesture pasif agar penerima pesan tertarik
dan fokus. Pada saat berbicara hendaknya menatap mata penerima pesan satu
persatu. Buat kesepakatan saling menguntungkan mengenai aturan sederhana selama
presentasi agar tercipta simbiosis mutualisme. Diantaranya tidak ada bunyi
handphone atau gadget lain, tidak ada makanan kecuali saat break, tidak
melakukan gerakan mengganggu seperti keluar masuk ruangan selama penyajian
materi berlangsung. Dengan demikian pembicara dapat menyampaikan pesan secara
maksimal dan penerima pesan mendapatkan pesan yang bermanfaat.
3.
Membuat penerima pesan mengingat
Mengupayakan agar penerima pesan mengingat
pesan yang disampaikan. Hal yang mudah membangkitkan daya ingat adalah musik/lagu,
parfum, dan photo. Poin-poin tersebut merupakan penghubung yang akan membantu
mengingat. Lebih luas lagi adalah dengan trik games, humor, dan cerita.
4.
Membuat penerima pesan melakukan
Penerima pesan secara sadar memutuskan untuk
melakukan atau mengaplikasikan apa isi pesan yang telah disampaikan.
Ada 4 cara dapat
ditempuh dalam membangkitkan minat penerima pesan:
1.
Visual 55%
·
Membuat slide presentasi,
·
Berpenapilan menarik from head to toe dengan mengenakan outfit dengan warna-warna menenangkan. Hindari terlalu banyak warna
dan detail, terutama warna-warna terang,
·
Gesture
haruslah meyakinkan, tidak ragu-ragu maupun grogi.
Menurut Tantowi Budiman dalam bukunya Seni dan Teknik Berbicara Kepada Siapa Saja, kapan Saja, dan
Dimana saja (2010;85): bahasa tubuh mempunyai tiga manfaat utama yaitu
menggantikan kata-kata, menguatkan kata-kata dan menunjukkan suasana hati atau sikap
tertentu.
Oleh karena itu dibutuhkan pengaturan mimik seperti tersenyum, karena
senyum merupakan bahasa yang dapat dimengerti oleh siapapun. Senyum adalah
sebuah pelukan verbal dan merupakan bahasa ampuh dan universal. Sebaliknya,
jangan lupa mengerutkan kening pada saat serius. Berdiri tegak rileks tidak
menyandarkan diri, tenang dan nyaman, menatap lurus memberikan kontak mata
tidak menunduk.
2.
Audio 38%
·
Tekanan atau intonasi nada, tarik ulur tinggi
rendah nada akan memberikan daya tarik khusus
·
Artikulasi pengucapan huruf dan suku kata harus
jelas tidak boleh tertelan apalagi menimbulkan bunyi sengau,
·
Back sound/music lounge yang menenangkan, misalnya
sebelum presentasi dimulai dan pada saat coffe break
·
Pengaturan pengeras suara yang prima, tidak
tersendat atau timbul tenggelam, volume tepat, jarak antara mulut dan mic,
serta jumlah mic sesuai yang dibutuhkan.
3.
Verbal 7%
Tempo cepat dan lambatnya berbicara, pemilihan
kata formal sehingga mudah diingat, tidak terlalu banyak mengadaptasi bahasa
gaul meskipun bisa menyelipkan beberapa kata untuk menyesuaikan dengan usia
penerima pesan
4.
Kinestetik 5%
Konsentrasi, dapat diwujudkan dengan tidak
menimbulkan suara lain seperti bunyi gadget, tidak ada kegiatan makan pada saat
materi dan tidak melakukan gerakan-gerakan diluar konteks. Selanjutnya adalah perasaan,
direfleksikan dengan cerita/contoh kasus dan ice breaking.
D.
Penerima Pesan
Tipe audience/ penerima pesan:
1.
Sheep,
hanya berfokus dari apa yang anda katakana. Tidak senang menunjukkan
kemandirian dan kreativitas. Lebih sulit menemukan pertanyaan berkaitan dengan
materi. Mereka hanya berbicara untuk mengemukakan rasa setuju terhadap satu
hal.
2.
Hotshot,
percaya diri dan nyaman. Fokus pada apa yang menjadi goals mereka. Senang berdiskusi
dan berpartisipasi. Mudah bersahabat dengan pembicara, cepat belajar dan sering
mengajukan pertanyaan menantang untuk menggali pembahasan lebih mendalam dalam
memperjelas pemahaman mereka.
3.
Clown,
senang berinteraksi. Cerewet dan sering mengajukan pertanyaan hiburan.
4.
Sniper,
mengawali dengan sikap sinis dan permusuhan. Sering mencari kesempatan untuk
menyampaikan kritik atau sekadar menunjukkan keahlian mereka.
5.
Snowman,
kurang percaya diri. Sebenarnya mereka mempunyai keinginan untuk berhubungan dengan
pembicara, tapi mereka takut dan merasa pembicara sebagai sosok penting.
6.
Black
Cloud, memiliki bahasa tubuh negative. Contohnya mengerutkan kening,
menatap tapi tidak fokus, dan memperlihat gesture
resahlainnya.
7.
Unwanted
Panelis, merasa mempunyai pengetahuan tentang materi. Seringkali mencoba
menambahkan materi dengan mengajari penerima pesan lain. Mereka dengan senang
hati menjawab ketika ada pertanyaan dan menambahkan penjelasan sangat panjang
melebihi yang semestinya.
Dengan mencermati berbagai tipe penerima pesan diatas, akan
membantu untuk mempersiapkan solusi tepat dalam menghadapainya.
Pustaka
Ongky Hajanto, 2012, Public Speaking
Mastery, Gramedia Pustaka Utama
Nova Angga Saputra, 2013, The Secret Of
Smart Speaker, Soulmate Book
Hegar Pangarep, 2011, 102 Tips Kilat Public
relations, Media Pressindo
t. @milaandi
f. Andi Karmila Mahafatni
ig. andikarmila
Email: