Terima kasih sudah menemaniku ngobrol..
Sudah menjadi ritual disetiap akhir kalimatnya, ketika dia ingin pamit, tanpa tergesa-gesa,
dengan artikulasi yang sangat jelas menggaung di antara hembusan angin..
Ini di sini, bukan di tempat lain! Kataku dalam hati menyambung pembicaraannya, ketika dia mengibaratkan obrolan kami itu seperti beberapa tahun silam, di tempat yang berbeda...
Di sela-sela obrolan kami, dia bercerita tentang 3 orang saudaranya yang tidak dapat bertahan hidup lebih lama, (sampai kini masih membuatku penasaran, apa yang menyebabkan hal itu terjadi..)
Tentang kerinduannya pada seorang teman kampus yang pernah menghiasi mimpi-mimpinya, hampir tak kedengaran dan tanpa sengaja. Seolah-olah hanya bergumam untuk dirinya sendiri, tidak pernah benar-benar berniat untuk menceritakan hal itu..
Sudah menjadi ritual disetiap akhir kalimatnya, ketika dia ingin pamit, tanpa tergesa-gesa,
dengan artikulasi yang sangat jelas menggaung di antara hembusan angin..
Ini di sini, bukan di tempat lain! Kataku dalam hati menyambung pembicaraannya, ketika dia mengibaratkan obrolan kami itu seperti beberapa tahun silam, di tempat yang berbeda...
Di sela-sela obrolan kami, dia bercerita tentang 3 orang saudaranya yang tidak dapat bertahan hidup lebih lama, (sampai kini masih membuatku penasaran, apa yang menyebabkan hal itu terjadi..)
Tentang kerinduannya pada seorang teman kampus yang pernah menghiasi mimpi-mimpinya, hampir tak kedengaran dan tanpa sengaja. Seolah-olah hanya bergumam untuk dirinya sendiri, tidak pernah benar-benar berniat untuk menceritakan hal itu..